JAKARTA, KOMPAS.com — Tumpukan sampah di Kota Bambu
Utara, Palmerah, Jakarta Barat, menghalangi hampir separuh Jalan KS
Tubun. Sampah tersebut berasal dari banjir akibat jebolnya tanggul Kanal
Barat beberapa hari lalu.
"Di depan jalan belum ada tindakan
pengangkutan sampah. Kemarin sempat ada truk sampah di depan jalan, tapi
pengangkutannya tidak dilakukan maksimal. Apalagi, sampah lebih banyak
di dalam gang-gang rumah warga," kata Slamet, warga Kota Bambu Utara,
Palmerah, Kamis (24/1/2013).
Slamet menambahkan, akibat timbunan
sampah itu, kendaraan sulit melintas di jalan tersebut sehingga
menimbulkan kemacetan. Selain itu, bau sampah juga mengganggu kesehatan
masyarakat sekitar.
Slamet mengatakan, jika sampah-sampah itu
belum bisa ditangani dan menyebabkan penyakit, ia bersama warga lain
berencana membuang sampah di kantor Kelurahan Kota Bumi Utara. Selain
supaya cepat dibersihkan, tindakan ini dilakukan agar pemerintah
setempat tidak bertele-tele dalam mengurus sampah di permukiman
masyarakat.
"Sudah seminggu sampah ini di pinggir-pinggir jalan
dan tidak dibersihkan. Makanya, kami sudah tidak bisa tinggal diam
lagi," kata Slamet.
Sementara itu, Kamso selaku Lurah Kota Bambu
Utara mengatakan, timnya sudah mencoba membereskan sampah sejak banjir
surut. Namun, akses menuju permukiman warga mempersulit mobil pengangkut
sampah karena mobil tidak bisa mengangkut dari dalam kawasan
permukiman. "Supaya bisa cepat diangkut, kami minta warga keluarkan
sampah ke depan jalan," kata Kamso.
Kepala Sie Operasi
Penanggulangan Sampah Dinas Kebersihan Jakarta Barat Made Indrayasa
mengatakan, sampah tersebut menumpuk karena banjir baru surut pada
Selasa (22/1/2013). Oleh karena itu, pengangkutan sampah baru bisa
dilaksanakan pada Rabu. Selain itu, lokasi tumpukan sampah di gang-gang
sempit dalam permukiman penduduk juga membuat truk-truk pengangkut
sampah sulit menjangkaunya.
"Untuk sementara, kami sudah siapkan
10 mobil pikap yang bisa menampung 5 kubik sampah. Satu mobil kecil,
mobil pengangkut sampah, bisa bolak-balik dari gang ke jalan besar
sekitar 50 kali," kata Made.
Made mengatakan, dengan mengangkut
sampah dari dalam gang ke jalan besar menggunakan mobil bak terbuka,
sampah tersebut bisa dengan mudah diangkut kembali oleh truk untuk
dibuang ke Bantar Gebang. "Sampah-sampah yang di dalam gang dikeluarin dulu ke jalan raya supaya mudah angkut ke truknya," ujarnya.
Ia
menyatakan, sampah di Jatipulo akan dikumpulkan di Jalan Semangka.
Adapun sampah yang menumpuk di Kota Bambu Utara akan dipindahkan ke
Jalan KS Tubun. Pengangkutan ke tempat pembuangan sampah di Bantar
Gebang akan dilakukan pada malam hari dengan menggunakan 8 tronton yang
bisa memuat sampah sebanyak 25 meter kubik. Menurut Made, sampah yang
menutup jalan di tempat-tempat bekas lokasi banjir baru bisa dibersihkan
dalam jangka waktu satu minggu. Adapun untuk bersih secara menyeluruh
membutuhkan waktu selama satu bulan.
Opini : harusnya kita biasakan membuang sampah pada tempatnya agar tidak menyebabkan banjir. karena lebih baik mencegah daripada menanggulangi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar