KOLOMBO, KOMPAS.com
— Ibu Rizana Nafeek, perempuan Sri Lanka yang dipancung di Arab Saudi,
secara terbuka menolak santunan yang ditawarkan Pemerintah Arab Saudi
dengan alasan tidak mau menerima apa pun dari "negara yang membunuh
anaknya".
Rafeena Nafeek menyampaikan hal
itu setelah putrinya yang bekerja di Arab Saudi dihukum pancung karena
dinyatakan bersalah membunuh bayi yang diasuhnya. Meskipun menolak santunan Arab Saudi, keluarga Nafeek menerima bantuan yang diberikan Presiden Sri Lanka pada Selasa (22/1/2013) sebesar 7.000 dollar AS.
Rafeena Nafeek mengaku telah memaafkan orang-orang yang bersikeras putrinya dihukum mati dengan cara dipancung.
"Tidak perlu menyalahkan siapa pun, Rizana telah pergi," tuturnya kepada BBC.
Pendidikan
Rafeena dan suaminya datang ke ibu kota Sri Lanka, Kolombo, dari rumah mereka di wilayah timur negeri itu dua pekan setelah putri mereka dieksekusi. Rafeena Nafeek mengatakan, keluarga mengetahui nasib Rizana dari media.
"Bahkan, permintaan kami agar jenazah dipulangkan ke Sri Lanka ditolak," ujar Rafeena.
Ia yakin anaknya tidak bersalah dan keliru dinyatakan membunuh bayi majikannya pada 2005.
Pemerintah Arab Saudi mengatakan, Razina tidak bisa mendapat pengampunan karena orangtua bayi menginginkan hukuman pancung diterapkan.
Rafeena menyerukan kepada keluarga-keluarga miskin agar tidak mengirim anak mereka menjadi pembantu rumah tangga di Arab Saudi atau negara lain.
Sebaliknya, lanjut ibu yang menangis dalam wawancara dengan BBC, keluarga Sri Lanka harus mendidik anak-anak mereka. Keinginan itu juga pernah diungkapkan Rizana sebelum pemancungannya.
Opini : harusnya negara lebih dingin dalam memikirkan hukuman seseorang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar